Jika mendengar nama Rowan Atkinson (Mr. Bean), Sule,
Raditya Dika, atau mungkin orang yang sering gentayangan di sekitar kita
seperti Lana Molen. Apa yang dapat anda simpulkan dari nama-nama di atas?
Pertanyaan seperti itu sering ditanyakan dalam USM
STAN. Tapi bukan karena depresi atas kegagalan mengikuti USM STAN dua tahun
lalu. Disini aku cuma mau ikut (heboh) nulis di blog aja.:/
Oke. Gampangnya, nama-nama di atas adalah para pembuat
tawa nomor wahid dan terkenal (kecuali nama terakhir. Meski udah punya perut
yang kayak badut pesta ultah anak kingkong, Do’i masih merintis karir guys).
So, yang mau dibahas disini adalah... Apa itu pembuat
tawa? Hhmm.. Biar keren, diganti komedian aja lha ya.
Ya.. Komedian adalah sekelompok manusia beruntung yang
terlahir ke dunia dengan kelebihan-kelebihan alami. Ada yang gak langsung
nangis pas dilahirin, ada yang langsung bilang makasih sama bidannya, bahkan
sampe ada yang niup terompet karena dilahirin pas malam tahun baru. Bayi-bayi
yang terlahir seperti itu lah yang masuk dalam spesie Chom Eddy. Kata Eddy sendiri
diambil dari nama depan penemunya yang kebetulan masih berkerabat dengan
inang-inang di pajak ikan. Eeeee.... Dipilih bang.. dipilih...
Kembali ke spesies Chom
Eddy. Meski pada awalnya spesies ini hanya dapat ditandai pada tingkah
pertama si bayi saat baru dilahirkan, artinya ada faktor dari dalam. Namun,
penelitian terakhir para ahli di Basel, Swiss, membuktikan bahwa spesies Chom Eddy juga bisa terjadi di beberapa
bulan pertama bayi dilahirkan. Hal ini disimpulkan karena banyaknya laporan
kasus aneh pada bayi mereka dari penjuru dunia. Beruntungnya, negara yang
paling banyak mengalami kasus seperti itu adalah Indonesia. Faktor
penyebabnya, chom eddy yang ini
berasal dari factor luar. Seperti bayi baru lahir yang dibaringkan di depan TV
sambil nonton Mr. Bean atau stand up comedy-nya Raditya Dika, atau bayi baru
lahir yang langsung dimasukkan ke tempat kursus fisikanya Yohanes Surya. Pada
pemisalan kedua, otak si bayi yang masih rata tanpa kerutan akan mengkerut
secara drastic hingga mengalami putusnya beberapa saraf di beberapa jaringan
otak. Maka, masuklah bayi itu dalam spesies Chom
Eddy.
Sedikit-banyak, Aku cukup menyesal
karena orangtuaku tidak langsung menempatkan aku di kursus kalkulus dulu. Aku
menyesal tidak masuk dalam spesies Chom
Eddy. Karena menurut BPS Indonesia (Badan Pelawak Statistik), jumlah
komeddian Indonesia meningkat dan semakin banyak dicari. Hal ini juga merupakan
antiteori dari teori ekonomi yang lama kita kenal, bahwa permintaan akan turun
saat barang di pasar banyak atau melimpah. Faktanya, comedian masih dicari
pasar. Ujung-ujungnya adalah lapangan kerja yang banyak terbuka. Hari gini man!
Cari kerja susah! Makanya, betapa beruntungnya mereka yang masuk spesies Chom Eddy. Mereka akan hidup nyaman,
dapat kerja, sejahtera, istri cantik, rumah besar, motor besar, perut besar,
hidung besar juga boleh.
Hmmm… Ada newsticker yang berjalan di
otakku, tentang salah satu buku karangan motivator otak kanan ternama, Kiwil
“Betul” Santosa. Ia menyimpulkan bahwa salah satu kunci sukses adalah berpikir
dengan otak kanan, betul?!, dan salah satu cirri otak kanan adalah berfikir di
luar kebiasaan oranglain, betul?!, Dan gila adalah contohnya, betul?!. Eitt..
tunggu. Gila??! “Lho pengen orang gila banyak duit apa orang waras yang
kerek?”. Yodah deh. Lanjut.
Dalam bukunya juga, di halaman 57
tertulis: jeruk 1 kg, nenas 1 buah, melon 1 buah, tebe 1 kg, air 4 galon. Hmmm…
Kata-kata itu, terasa tidak asing dipikiranku. Ya, isinya seperti bahan-bahan
untuk membuat sesuatu yang sering kunikmati (analisis ‘L’ ku mulai beraksi). Oh
iya.. Itu kan kertas daftar belanja kafe jus fyzta, itu lho jusnya si kholak
ubi Jali. Kebiasaan ni nyelipin daftar belanja di buku.
Lanjut lah.. Sampe di pemikiran Kiwil
“Betul” Santosa, My Inspirator.
"bahkan sampe ada yang niup terompet karena dilahirin pas malam tahun baru."
BalasHapusternyata saya bukan bagian dari mereka. wong saya gag niup terompet waktu dilahirin walau orang-orang lagi pada ngerayain tahun baru.. -_-"